Historiesnet

Sebuah Pencarian Sejarah

Jumat, 08 September 2023

Perjalanan Hidup Socrates

 


Socrates (469/470 SM - 399 SM) adalah salah satu filsuf paling terkenal dalam sejarah pemikiran Barat. Ia tidak pernah menulis buku-buku atau karya tulis sendiri, tetapi ajarannya dan metodenya dalam berdiskusi telah menjadi dasar bagi banyak filsuf dan pemikir yang mengikuti. Berikut adalah penjelasan secara detail tentang kisah hidup Socrates:

 

1. Kelahiran dan Keluarga:

Socrates lahir di Athena, Yunani, sekitar tahun 469 atau 470 SM. Ayahnya adalah Sophroniscus, seorang pemahat batu, dan ibunya bernama Phaenarete, seorang bidan. Dia lahir dalam keluarga biasa, bukan keturunan bangsawan.

 

2. Pendidikan Awal:

Meskipun latar belakangnya sederhana, Socrates mendapat pendidikan dasar dalam literatur, musik, dan olahraga seperti yang diharapkan dari warga Athena pada zamannya. Namun, catatan sejarah tentang pendidikannya sangat terbatas.

 

3. Pekerjaan Awal:

Socrates awalnya mungkin bekerja sebagai pemahat batu seperti ayahnya. Namun, dalam berbagai dialog filsafat, dia mengatakan bahwa dia hanya tertarik pada urusan kehidupan batin dan intelektualitas.

 

4. Pemikiran Filsafat:

Socrates dikenal karena metodenya dalam berdiskusi, yang dikenal sebagai metode "elenkhos." Metode ini melibatkan pertanyaan-pertanyaan tajam dan refleksi filosofis untuk mencari kebenaran dan pemahaman. Socrates sering kali mengaku bahwa dia tidak memiliki pengetahuan yang pasti, tetapi dia mencari pengetahuan melalui pertanyaan dan diskusi.

 

5. Keberadaan Publik:

Socrates dikenal sebagai sosok yang sering berkeliaran di pasar dan tempat-tempat umum di Athena, berbicara dengan orang-orang dari berbagai lapisan masyarakat. Dia tidak hanya berdiskusi dengan filsuf-filsuf, tetapi juga dengan tukang daging, pedagang, prajurit, dan rakyat jelata.

 

6. Pengaruh dan Kontroversi:

Pendekatan Socrates dalam berdiskusi dan pengajaran filsafatnya yang bertujuan untuk membangkitkan pemikiran kritis sering kali menimbulkan kontroversi dan kebencian dari beberapa pihak yang merasa terprovokasi oleh pertanyaan-pertanyaannya.

 

7. Pengadilan dan Kematian:

Pada tahun 399 SM, Socrates diadili atas tuduhan murtad terhadap dewa-dewa tradisional Athena dan mempengaruhi pemuda untuk melakukan hal yang sama. Dalam pengadilan yang terkenal ini, Socrates memilih untuk mempertahankan prinsip-prinsipnya dan tidak menggantungkan diri pada pleidoi sentimental.

Socrates dijatuhi hukuman mati dengan minum racun hemlock (kunyit). Dia menerima hukuman ini dengan tenang dan tanpa penyesalan, dan kematiannya dianggap sebagai tindakan pengorbanan diri untuk prinsip-prinsip filsafat dan kebenaran.

 

8. Warisan Filsafat:

Meskipun tidak pernah menulis karya-karya sendiri, Socrates memiliki pengaruh besar pada filsafat Barat. Socratic method-nya mempengaruhi banyak filsuf yang datang setelahnya, termasuk Plato, murid terkenalnya, yang kemudian menjadi guru Aristoteles.

Pemikiran-pemikiran Socrates tentang etika, keadilan, dan pengetahuan juga menjadi dasar bagi banyak perdebatan filsafat yang terus berlanjut hingga hari ini.

Socrates adalah contoh nyata dari seorang filsuf yang mencari kebenaran melalui dialog dan diskusi filosofis, bahkan jika itu menghadirkan risiko terhadap hidupnya. Dia dianggap sebagai salah satu tokoh paling berpengaruh dalam sejarah pemikiran manusia dan filosofi Barat.

 

Tidak ada komentar:

Posting Komentar