Socrates (469/470 SM - 399 SM) adalah salah satu filsuf
paling terkenal dalam sejarah pemikiran Barat. Ia tidak pernah menulis
buku-buku atau karya tulis sendiri, tetapi ajarannya dan metodenya dalam
berdiskusi telah menjadi dasar bagi banyak filsuf dan pemikir yang mengikuti.
Berikut adalah penjelasan secara detail tentang kisah hidup Socrates:
1. Kelahiran dan Keluarga:
Socrates lahir di Athena, Yunani, sekitar tahun 469
atau 470 SM. Ayahnya adalah Sophroniscus, seorang pemahat batu, dan ibunya
bernama Phaenarete, seorang bidan. Dia lahir dalam keluarga biasa, bukan
keturunan bangsawan.
2. Pendidikan Awal:
Meskipun latar belakangnya sederhana, Socrates
mendapat pendidikan dasar dalam literatur, musik, dan olahraga seperti yang
diharapkan dari warga Athena pada zamannya. Namun, catatan sejarah tentang pendidikannya
sangat terbatas.
3. Pekerjaan Awal:
Socrates awalnya mungkin bekerja sebagai pemahat batu
seperti ayahnya. Namun, dalam berbagai dialog filsafat, dia mengatakan bahwa
dia hanya tertarik pada urusan kehidupan batin dan intelektualitas.
4. Pemikiran Filsafat:
Socrates dikenal karena metodenya dalam berdiskusi,
yang dikenal sebagai metode "elenkhos." Metode ini melibatkan
pertanyaan-pertanyaan tajam dan refleksi filosofis untuk mencari kebenaran dan
pemahaman. Socrates sering kali mengaku bahwa dia tidak memiliki pengetahuan
yang pasti, tetapi dia mencari pengetahuan melalui pertanyaan dan diskusi.
5. Keberadaan Publik:
Socrates dikenal sebagai sosok yang sering
berkeliaran di pasar dan tempat-tempat umum di Athena, berbicara dengan
orang-orang dari berbagai lapisan masyarakat. Dia tidak hanya berdiskusi dengan
filsuf-filsuf, tetapi juga dengan tukang daging, pedagang, prajurit, dan rakyat
jelata.
6. Pengaruh dan Kontroversi:
Pendekatan Socrates dalam berdiskusi dan pengajaran
filsafatnya yang bertujuan untuk membangkitkan pemikiran kritis sering kali
menimbulkan kontroversi dan kebencian dari beberapa pihak yang merasa
terprovokasi oleh pertanyaan-pertanyaannya.
7. Pengadilan dan Kematian:
Pada tahun 399 SM, Socrates diadili atas tuduhan
murtad terhadap dewa-dewa tradisional Athena dan mempengaruhi pemuda untuk
melakukan hal yang sama. Dalam pengadilan yang terkenal ini, Socrates memilih
untuk mempertahankan prinsip-prinsipnya dan tidak menggantungkan diri pada
pleidoi sentimental.
Socrates dijatuhi hukuman mati dengan minum racun
hemlock (kunyit). Dia menerima hukuman ini dengan tenang dan tanpa penyesalan,
dan kematiannya dianggap sebagai tindakan pengorbanan diri untuk
prinsip-prinsip filsafat dan kebenaran.
8. Warisan Filsafat:
Meskipun tidak pernah menulis karya-karya sendiri,
Socrates memiliki pengaruh besar pada filsafat Barat. Socratic method-nya
mempengaruhi banyak filsuf yang datang setelahnya, termasuk Plato, murid
terkenalnya, yang kemudian menjadi guru Aristoteles.
Pemikiran-pemikiran Socrates tentang etika, keadilan,
dan pengetahuan juga menjadi dasar bagi banyak perdebatan filsafat yang terus
berlanjut hingga hari ini.
Socrates adalah contoh nyata dari seorang filsuf yang
mencari kebenaran melalui dialog dan diskusi filosofis, bahkan jika itu
menghadirkan risiko terhadap hidupnya. Dia dianggap sebagai salah satu tokoh
paling berpengaruh dalam sejarah pemikiran manusia dan filosofi Barat.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar