Anak-anak generasi 80-90 an pasti tidak asing dengan mantra yang
diucapkan bersama-sama sebelum memulai sebuah permainan ini yakni “HOMPIMPA ALAIUM
GAMBRENG”. Sekadar informasi bagi
anak-anak generasi 2000 an ke atas yang mungkin asing dengan hal ini, Hompimpa
wajib dilakukan untuk mengundi atau menentukan siapa yang kalah atau menang
seperti suit. Bedanya dengan suit adalah, suit dilakukan bila pesertanya cuma
dua orang, sedangkan bila pesertanya jamak alias banyak (lebih dari dua) maka
harus dilakukan “Hompimpa” dengan membolak balikkan antara telapak tangan dan
punggung telapak sampil bersama-sama mengucap mantera “Hompimpa Alaium Gambreng”,
tepat setelah mengucapkan mantera tersebut pergerakan membolak-balikkan telapak
tangan harus berhenti. Dengan begitu akan kelihatan siapa yang terpilih. Misalnya
ada empat anak yang melakukan Hompimpa, jika satu anak menunjukkan punggung
telapak dan yang ketiga anak lainnya menunjukkan telapak tangan maka satu anak
yang berbeda ini lah yang terpilih, sesuai kesepakatan disebut menang atau
kalah. Misalnya dalam permainan petak umpet maka yang kalah dalam hompimpa akan
mendapat tugas mencari teman-teman lainnya yang bersembunyi.
Hompimpa mulai banyak diperagakan oleh anak-anak Indonesia setelah
dipopulerkan oleh acara TV Si Unyil di TVRI pada tahun 1981 sampai tahun 1993. Sebelumnya
memang sudah ada Hompimpa namun menurut para pengamat peran sing Unyil lah yang
menjadi trend center anak-anak di masanya. Lalu sejak kapankah sebenarnya
Hompimpa sudah mulai dikenal di kalangan anak-anak Indonesia?
Pakar Permainan Tradisional Indonesia, Zaini Alif, yang juga merupakan pendiri Komunitas Hong (Pusat Kajian dan Permainan Anak) sudah melakukan kajian dan penelitian yang menyimpulkan bahwa asal muasal kata Hompimpa Alaium Gambreng adalah berasal dari bahasa sansekerta “Hongpimpa Alaihong” yang bermakna “dari Tuhan kembali ke Tuhan”, sedangkan “Gambreng” memiliki makna “ayo bermain” atau semacam aba-aba grak. Hal ini diungkap oleh Zaini dalam presentasinya saat sedang mengisi acara di TEDx Jakarta pada 2013 silam
Tidak ada komentar:
Posting Komentar